PAPARAN ONLINE | OPINI - Debat calon bupati Kabupaten Bogor menyajikan diskusi menarik antara dua pasangan calon.
Kandidat nomor satu, Rudy Susmanto, menggandeng Ade Ruhadi atau Jaro Ade.
Sementara, Bayu Syahjohan, calon nomor dua, berpasangan dengan Kang Mus.
Perdebatan berlangsung seru, meski banyak visi misi yang masih berfokus pada isu populis.
Kedua pasangan belum menunjukkan pendekatan kritis yang mendalam. Mereka mengangkat isu jalan rusak, kesehatan stunting, dan pendidikan.
Meski penting, isu-isu tersebut belum menyentuh permasalahan lain yang signifikan.
Sayangnya, isu tawuran dan akhlak generasi Z jarang dibahas secara mendalam dalam debat ini.
Selain itu, hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) terlihat tidak fokus, meski sering disinggung sebagai upaya solusi.
Musrenbang hanya menjadi ikon, sementara hasilnya sering tidak konkret.
Forkopimda, LSM, atau komunitas warga belum terlihat menyatukan gerakan aktif untuk perubahan nyata.
Namun, pasangan calon nomor satu menawarkan ide inovatif berupa visi Digitalisasi Desa (D2).
Visi ini mencakup pemetaan berbasis kecerdasan buatan (AI), layaknya peta digital.
Pendekatan ini dapat menjadi angin segar untuk mewujudkan desa cerdas. Penulis juga menilai konsep ini relevan dengan metode Multiple Intelligences dalam pendidikan.
Mari kita berharap pelaksanaan pemilihan pada 27 November mendatang berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin terbaik untuk Bogor.
Oleh Abi Pute M Ak Founder SQUL Skolah quran Milenial Zilenial
.jpeg)